Ada
Aku mendengarmu yang menggerutu tak menentu
Berdiam renung di dasar palung
Aku mendengarmu yang menggerutu tak menentu
Berdiam renung di dasar palung
Bila kutuliskan, raut ini adalah sukma lama yang bertapa di jurang kedalaman
Sekelumit perasaan tak berujung mengitari kekosongan
Sebab di situlah semuanya berada
Apa yang aku butuhkan
Apa yang tidak kubutuhkan
Engkau terus tebarkan pesona,
meski ronamu dibalut gelap di bawah lampu yang sorotnya dibasmi oleh rintik semesta
Seandainya saja, mata adalah piranti pengirim rasa,
Mungkin kita hanya perlu saling menatap
Lalu bertanya-tanya
Apa semua ini salah?
Padahal kau lampau melangkah
Seperti saat malam kita redam gejolak
Sayat pada jemarimu tak berteriak
Ia bungkam
Tau riuh benakmu
Tau lautan yang mengisi dadamu
Kapalku tak pernah berlabuh di dermagamu
Tanpa kausadari kakimu terus berjalan
Melewatkan sayap-sayap dulu kepakkan
Ratalah seluruh jalan yang kautempa
Aku tak lagi bingung.
Irama itu menusuk jauh ke relung
Menyapamu di gemerlap palung.